Skip to main content

Steak Kampung Rebus Ala Inda, Murah Meriah Maknyuuuussss...

Ini penampakan Steak Kampung Rebus Ala Inda
Murah, Meriah, Maknyus..!!

Di Kupang sudah ada beberapa resto yang menyajikan steak.. Tapi karena di resto harga nya lumayan mahal, akhirnya muncul ide bikin steak sendiri. Karena pastinya akan lebih murah biaya yang dikeluarkan..

Akhirnya kemaren membulatkan tekad untuk bikin steak sendiri, pulang kantor saya langsung menuju ke toko daging Brussel di Kampung Baru yang memang sudah terkenal kualitas daging nya. Saya membeli 1/4 kg daging sapi, karena untuk makan sendiri jadi tidak banyak-banyak belinya (saya sebenarnya kurang suka makan daging sapi.. ^_^ ) Setelah itu saya menuju Pasar Oeba, salah satu pasar tradisional di Kota Kupang yang terletak di kelurahan Oeba. Di pasar ini juga terdapat Pura Oebananta lho, tempat ibadah umat Hindu di Kota Kupang dan sekitarnya. Cukup ya tentang pasar Oeba, lain waktu saya akan menceritakan soal pasar ini ya. Kita kembali ke kegiatan saya demi steak yang bikin ngiler.. :D

Saya mencari bahan-bahan untuk sayuran dan garnish  pelengkap steak nya. Seperti kentang, wortel, jagung manis, buncis, tomat dan selada. Semua bahan sudah siap, yuk mari kita olah.. Oh iya, kalo biasa nya steak itu di panggang ato di grill gitu istilah kulinernya tapi saya kali ini bikin steak rebus lho, semua bahan direbus.. Karena kebetulan saya orang yang tidak begitu suka makanan yang dibakar/dipanggang, juga karena pengen mengurangi konsumsi minyak goreng sehingga jika saya sempatkan memasak sendiri di rumah (makan malam dan hari libur biasanya) semua nya akan saya rebus saja, tanpa menggunakan minyak goreng ato pun margarin. 

Dagingnya saya bagi dua karena ternyata masih kebanyakan bagi saya. Diiris tipis kira-kira 2 centi tebal nya, saya cuci trus saya sayat-sayat dikit dagingnya biar kalo dibumbuin meresap.. Saya kasih bumbu nya cuma garam, merica dan ketumbar (bumbu favorit). Didiamkan bentar biar meresap bumbunya.. Sambil tunggu bumbu nya meresap, saya siapkan air buat merebus dagingnya, saya tambahkan bawang putih yang di keprek, merica, ketumbar, garam dan kecap. Air beserta bumbu direbus sampai mendidih kemudian masukan daging dan rebus sampai empuk.Sambil merebus daging, saya juga masukin potongan kentang yang dipotong memanjang ke dalam rebusan daging tersebut. Setelah empuk kentang dan daging diangkat trus ditaruh ke piring yang telah dihias dengan daun selada. Air rebusan daging td saya pakai untuk merebus jagung manis, wortel dan buncis. Sekitar 3 menitan jagung dkk diangkat dan di sajikan ke piring tadi. Tinggal saosnya, air rebusan tadi sisakan dikit aja di wajan trus saya tambahin sedikit garam, kecap dan saos tomat karena pastinya sudah tidak terasa bumbu nya lagi. Setelah saosnya mendidih diangkat.. Trus siramkan ke atas daging nya dan ke kentang nya.. Siap disantap deh Steak Kampung Rebus Ala Inda nya.. ^_^

Rincian Harga :
Daging sapi 1/4 kg          Rp.15.000,-
Kentang besar 1/2 kg      Rp.5.000,-
Wortel 4 buah se ikat      Rp.2.000,-
Jagung manis 1 buah        Rp.2.000,-
Buncis 1 ons                    Rp. 1.000,-
Selada                            Rp. 500,-
Total harga                      Rp.25.500,-

Karena semua bahan ga habis dipake, dan dipake cuma separuh nya saja, jadinya kita bagi 2 lagi rincian biaya nya... Rp. 25.500,0 / 2 = Rp. 12.750,- 

Naaaahhhh... masih mikir untuk bikin steak sendiri ato makan di resto?? ;)






Comments

Popular posts from this blog

Idola Kamu Siapa?

Hari ini saya ijin ngantor, tepar karena tensi drop abis. Padahal tadi sudah siap-siap ke kantor, tapi tiba-tiba lemas tidak bisa melakukan apa-apa. Alhasil seharian kegiatan saya hari ini lebih banyak dilakukan di tempat tidur, karena ketika turun dar tempat tidur untuk harus melawan rasa lemas dan gemetaran. Tapi agak memaksakan diri untuk masak ikan kalengan dan nasi untuk jadi penganjal perut hari ini (maklum bujang lokal). Kembali ke topiknya "Idola Kamu Siapa?" Pertanyaan ini muncul tadi pada saat saya memaksakan diri untuk tidur dan setelah terbangun saya berusaha menuliskannya di blog saya ini. Pertanyan tersebut menjadi pengantar tidur saya. Bingung mau menjawabnya? Tidak.. Saya dari dulu sudah punya idola. Bukan Soekarno, bukan Soeharto, bukan pula Ibu Kartini ataupun Dahlan Iskan apalagi Jokowi ataupun tokoh-tokoh terkenal lainnya baik dar jaman baheula ataupun sekarang.

Bapa pung kue ultah ke-65

Tadi sore masih di kantor Mamtua sms "inda.. kalo pulang na singgah beli mentega putih dengan gula halus untuk bikin krim. Ma su bikin kue untuk Bapa" Wooowwww... Beta senyum2 sambil berpikir "Mamtua bikin kue ultah untuk Bapatua?" Di beta pung keluarga, ini adalah kue ulang tahun pertama yang Mamtua bikin, biasanya pi beli atau ada yang kasih pas Bapatua ultah. Kue ulang tahun bukan suatu keharusan di beta pung rumah kalau ada yang ulang tahun, doa dan makan bersama itu lebih penting. Kembali ke ini kue ultah bikinan Mamtua, biar sederhana dan dengan hiasan seadanya (kerjasama dengan beta ju ooo... ) tapi karena Mamtua bikin dengan cinta untuk dia pung kekasih hati bikin semuanya terasa indah. Bapatua yang tadi ada mengeluh sakit kepala karena tensi naik bisa ketawa lebar, melupakan Bapatua pung sakit kepala dan ikut berbahagia sambil ciom katong satu2. Inilah penampakan kue ulang tahun hasil karya Mamtua Sederhana, jauh dari sempurna tap

Mancing di Noekele

Memancing itu salah satu hobi saya, sejak kembali Kupang kegiatan ini tidak pernah saya lakoni. Ketika masih di Jogja saya sering ke daerah sekitar Selokan Mataram yang banyak lokasi pemancingannya. Terasa menyenangka, melatih kesabaran, dan tentunya ketika umpan dimakan ikan refleksnya harus cepat jika tak ingin tangkapannya lepas.. Pada Minggu kemarin saya mengajak keluarga saya, Orang tua dan adik saya untuk memancing ke Noekele.  Sedikit untuk menghibur Bapak saya yang sudah kepengen mancing dan berniat mancing di laut bersama seorang temannya. Tapi lama tidak terlaksana karena berbagai kendala. Kolam pemancingan yang kami tuju terletak di daerah Noekele, Kabupaten Kupang. Jaraknya sekitar 30 km dari Kota Kupang. Perjalanan ke sana cukup memakan waktu karena sarana jalan ke sana kurang begitu bagus ketika kita memasuki areal persawahan. Tapi perjalanan tersebut terlupakan ketika banyak ikan yang bisa kami dapatkan. Saya sempat menggerutu karena dengan mudahnya bisa mendapat