Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

Ketemu Brokoli di Pasar Oeba

Judulnya norak ya... Brokoli aja pake ditulis segala. Tidak apalah dibilang norak yang penting oke.. :p Saya lagi senang karena bisa menemukan brokoli di salah satu pasar tradisional di Kupang, pasar Oeba. Iseng sore tadi saya ke pasar, tujuannya ya belanja kebutuhan pangan.. Membeli beras dan bahan makanan lainnya. Saya menuju ke dalam pasar melalui Jl. Sabu sambil melihat-lihat sayuran yang ada, mata saya pun menangkap sayuran hijau bergizi ini. Masih belum percaya sayapun memperlambat laju motor dan melihat kembali benar tidak yang saya lihat itu brokoli. Ternyata betul.. walaupun tak sebagus brokoli yang saya lihat di pulau Jawa ataupun yang dijual di beberapa supermarket atau swalayan di Kupang. Saya melanjutkan perjalanan untukw membeli kebutuhan yang menjadi tujuan awal saya ke pasar. Selesai membeli semuanya saya pun kembali menelusuri Jl. Sabu untuk pulang sambil mencari dimana tadi penjual brokolinya. Ketemu..! Mama penjual mengatakan harganya 10rb rupiah, mahal ya.. heh

Pancasila Tetap Sakti..!!

Kembali lagi kita memperingati hari Kesaktian Pancasila di 1 Oktober 2013 ini. Tumben sekali saya membahas tentang hal-hal seperti ini di blog saya. Bukan karena nasionalis atau apa, tapi karena saya sedang marah, marah kepada organisasi masyarakat garis keras yang jelas-jelas menentang Pancasila mulai menunjukan taringnya di kota tempat saya tinggal, Kupang. Pemasangan spanduk di tempat-tempat umum menentang salah satu ajang pemilihan putri sejagad yang sudah selesai perhelatannya di pulau Dewata, menunjukan mereka semakin mengeksiskan diri di kota saya ini. Ketika terdengar kabar beberapa teman pemuda menemukan lalu menurunkan dan membakar spanduk-spanduk tersebut ada kelegaan dihati saya, tapi kemudian muncul rasa was-was dengan keberadaan ormas ini di kota saya. Akankah Kupang akan tetap terkenal dengan KOTA KASIH? Akankah kerukunan hidup umat beragama akan tetap terjalin dari jaman nenek moyang kita dulu? Rasa was-was itu kemudian terjawab di hari ini, saya yakin PANCASILA itu

Trip To Waingapu

Saya akan menceritakan perjalanan saya ke Waingapu, ibukota kabupaten Sumba Timur. Sebenarnya ini adalah yang kedua kalinya saya ke tanah leluhur saya ini,  tapi perjalanan pertama sewaktu saya berumur 4 tahun. Menggunakan pesawat TransNusa dengan biaya 1,4 juta untuk PP cukup mahal sih, tapi karena saya ke Waingapu dalam rangka tugas jadi tiketnya dibayarin kantor. :) Transportasi rakyat di kota ini, menggunakan bis antar kota, ada angkot tapi cuma 5 buah, ada juga becak dan ojek pastinya. Selama di Waingapu saya ditemani adik saya Rendy Radjah yang dengan senang hati mengantarkan kakaknya ini keliling Waingapu. Saya menginap di dekat kantor Stasiun Geofisika Waingapu, dekat juga dengan Bandara Mehang Kunda. Udara yang cukup panas menyambut kedatangan saya, langit Waingapu jarang ada awannya selama saya disana. Selama dua hari saya berada disana, hal yang paling menarik adalah dekat bandara tidak dijumpai warung makan, jadi kami haru ke kota Waingapu yang berjarak sekita 6 kiloan

Vino dan Julio

Vino dan Julio.. itu nama 2 orang anak teman kantor saya yang kebetulan tinggal satu komplek. Selisih umur mereka hanya 1 tahun sehingga sering dikira orang kalo mereka kembar. Anak-anak ini sering sekali berkunjung ke rumah saya, atau saya yang berkunjung ke rumah mereka sekedar untuk bermain bersama mereka. Karakter masing-masing sangat berbeda. Vino yang kakak, lebih dewasa dan pengertian. Si bungsu Julio lebih manja dan lebih temperamental, jika marah atau ngambek pasti kakak atau mama nya jadi korban. Mereka berdua baru saja dari rumah saya, bermain dan ngobroi dengan saya ditemani mamanya. Julio minta difoto begitu melihat HP saya, saya pun mengambil gambarnya beberapa kali. Kemudian saya minta kakaknya, Vino untuk berfoto juga. Kakaknya memang lebih bergaya jika difoto lalu iseng kami menggoda Julio bahwa gayanya tidak gaul. Ngambek lah si Julio nemplok di sudut kursi dekat pintu. Hihihi.. Ni anak kalo ngambek lucu banget , ngomel-ngomel sendiri kayak orang dewasa. Digo

Mie Ayamnya beda..!

Pulang dari rapat persiapan Playing for Change Day di kantor Perkumpulan Pikul, perut keroncongan, maklumlah sedari pagi tadi perut belum kemasukan nasi walaupun sempat makan gorengan dan kue di rapat tadi. Sebenarnya tadi saya pengen makan pecel ayam di sebelahnya Tiara Advertising, tapi ternyata tempatnya berubah sehingga niat makan pecel ayam pun bubar jalan. Menujulah saya ke jalan Frans Seda (dulunya jalan El Tari II) kemudian belok kiri ke arah pertokoan/ruko Oebobo sekalian pulang ke rumah saya di Pasir Panjang, iseng-iseng nengok kanan-kiri nyari tukang jual makanan. Mata sayapun tertuju ke sebuah gerobak bertuliskan Bakso dan Mie Ayam di sebelah mobil Roti Orlando didepan ruko-ruko yang sudah tutup. Nyoba ah .. sapa tau enak mie ayamnya.. (aslinya saya bukan penggemar mie ayam), saya pun mengarahkan si Motic ke arah gerobak bakso dan mie ayam tersebut. Begitu tiba, sempat terheran-heran " kok yang jualan bukan orang Jawa..? " (bertanya-tanya dalam hati). Ini yang

TUKers Bersih-bersih Pantai Tedy's

Sudah lama tidak update blog. Kali ini saya ingin bercerita tentang bersih-bersih pantainya TUKers (Tapaleuk Ukur Kaki). Saya perkenalkan sedikit tentang apa itu TUKers. Tapaleuk Ukur Kaki merupakan kumpulan orang-orang NTT dan yang ada di NTT yang suka menjelajah atau jalan-jalan, istilah kerennya travelling . Ada beberapa fotografer di TUKers tapi kami tidak ada satupun yang mau disebut fotografer, hanya ingin disebut Tukang Jalan atau Tukang Tapaleuk dalam bahasa Kupang. Itu perkenalan singkat tentang TUKers. Sabtu, tanggal 20 Juli 2013 TUKers bikin kegiatan bersih-bersih Pantai Tedy's. Walaupun yang tinggal di Kota Kupang banyak yang berhalangan hadir, tapi kami tetap bersemangat. Bersyukur bahwa ada beberapa teman yang saya undang melalui twitter bisa hadir juga pada saat itu. Ada @BernardCtiant , @Arcie_L dan @dhyvashiiylva   Putri NTT 2013 yang berkenan hadir juga bersama kami. Dengan perlengkapan sederhana, kantong lastik, karung plastikd dan sapu lidi kami bersama-sam

Kadang...

Kadang... aku merasa selalu salah dihadapan mereka Kadang... aku merasa takpantas diantara mereka Kadang... aju hanya dianggap angin lalu oleh mereka Kadang... aku berusaha melakukan yang terbaik tetapi aku gagal di mata mereka Kadang... aku tak mereka anggap ketika berhasil Kadang... aku berbuat sesuatu, mereka mencibir Kadang... apapun yang aku lakukan selalu saja salah buat mereka Kadang......

Malam ke - 9 di RSUD Prof. W. Z. Johannes Kupang

Jangan langsung panik liat judulnya. Bukan saya yang sakit, tetapi Bapak saya. Saya memanggil Bapak saya dengan sebutan " Bapa ". Beliau dirawat karena terserang stroke ringan sehingga saya dan mama pun harus ikutan nginap di Rumah Sakit. Mau tidak mau kami harus menginap karena Bapa tidak mungkin ditinggalkan sendirian dan saya tidak tega meninggalkan Bapa hanya ditemani Mama saja di Rumah Sakit walaupun harus bolak-balik, kantor rumah dan rumah sakit. Malam ini malam ke-9 kami menginap di  RSUD Prof. W. Z. Johannes Kupang, sejak malam pertama Bapa tidak bisa tidur dengan nyenyak karena kesakitan dan karena cahaya lampu di lorong paviliun masuk ke kamar dan tepat mengarah ke tempat tidur Bapa walaupun di kamar lampunya tidak dinyalakan. Konyolnya di malam terakhir ini saya baru menemukan ide untuk menghalangi cahaya lampu tersebut, dengan mangambil syal mama mengikatkan ke tiang infus Bapa dan ke salah satu kabel yang tertancap. Sempat diketawain seorang perawat yang

Kenapa Be Pung Tengki Sonde Ponu?

Hari ini pertama kali saya mengisi bensin setelah ada kenaikan harga BBM tanggal 22 Juni 2013 yang lalu. Motic (nama motor saya) sudah meraung-raung kehausan, karena stok bensin di tangkinya sudah tinggal sedikit. Saya orang yang komit untuk mengisi penuh tangki bensin si Motic 1 x seminggu, karena mobilisasi saya kebanyakan hanya kantor dan rumah. Jaraknya tidak begitu jauh sehingga saya rasa cukuplah jika hanya seminggu sekali mengisi bensin, dan memang selama ini cukup untuk seminggu. Jika biasanya saya mengisi Rp. 15.000,- pasti si Motic akan memuntahkan sedikit bensin yang masuk karena perutnya sudah sangat penuh, tapi hari ini ketika saya mengisi dengan menyebutkan Rp. 15.000,- ke petugas di Pom Bensin langganan saya. Motic tidak memuntahkan lagi bensinnya, tapi malah bersedih seakan-akan bicara " kenapa be pung tengki sonde ponu? " Saya hanya tersenyum ketika melihat tangkinya Motic tidak full ketika saya isi Rp. 15.000,- kali ini cuma 2/3 nya saja yang terisi. BBM

Mancing di Noekele

Memancing itu salah satu hobi saya, sejak kembali Kupang kegiatan ini tidak pernah saya lakoni. Ketika masih di Jogja saya sering ke daerah sekitar Selokan Mataram yang banyak lokasi pemancingannya. Terasa menyenangka, melatih kesabaran, dan tentunya ketika umpan dimakan ikan refleksnya harus cepat jika tak ingin tangkapannya lepas.. Pada Minggu kemarin saya mengajak keluarga saya, Orang tua dan adik saya untuk memancing ke Noekele.  Sedikit untuk menghibur Bapak saya yang sudah kepengen mancing dan berniat mancing di laut bersama seorang temannya. Tapi lama tidak terlaksana karena berbagai kendala. Kolam pemancingan yang kami tuju terletak di daerah Noekele, Kabupaten Kupang. Jaraknya sekitar 30 km dari Kota Kupang. Perjalanan ke sana cukup memakan waktu karena sarana jalan ke sana kurang begitu bagus ketika kita memasuki areal persawahan. Tapi perjalanan tersebut terlupakan ketika banyak ikan yang bisa kami dapatkan. Saya sempat menggerutu karena dengan mudahnya bisa mendapat

Aksi Donor Darah #KupangBagarak (15 Juni 2013)

Suasana di Lokasi Unit Tranfusi Darah Provinsi NTT Akhirnya pada hari Sabtu tgl 15 Juni 2013  Aksi Donor Darah #KupangBagarak dilaksanakan, bertempat di Unit Transfusi Darah Provinsi NTT. Sesuai dengan kesepakatan kami bahwa aksi ini tetap mengusung ciri khas #KupangBagarak, Aksi Solidaritas dengan Pentas Seni. Dari daftar yang saya pegang, sekitar 40an orang yang mendaftar di aksi donor darah ini. Tapi tidak semua bisa mendonorkan darahnya. Seperti saya dan beberapa orang teman HB nya kurang sehingga tidak bisa mendonorkan darahnya, karena HB normal harus 12,5 untuk bisa mendonorkan darahnya. Ada juga yang belum cukup waktunya unutk donor darah karena belum mencapai 3 bulan dari waktu terakhir mendonorkan darah. Ada juga yang berat badannya kurang... Heheheee...

Aksi Donor Darah #KupangBagarak (1 Kantong untuk 3 Jiwa)

Dr. Samson Teron, Mantan Ketua PMI Kota Kupang, pernah menjelaskan bahwa setiap hari PMI Kupang membutuhkan 163 kantong darah. Namun jumlah tersebut terkadang tidak bisa tercapai karena sangat sedikit warga yang rela melakukan donor darah. "Untuk satu bulan PMI membutuhkan 1000 kantong darah, karena permintaan dari berbagai rumah sakit di Kota Kupang sangat tinggi," tegasnya. Sumber : http://kupang.tribunnews.com Dari hasil perbincangan seorang relawan #KupangBagarak dan relawan PMI Kota Kupang, #KupangBagarak diajak untuk bisa menggerakan solidaritas warga kota Kupang untuk tergerak hatinya untuk mendonorkan darah. Setelah beberapa personil #KupangBagarak ngobrol dan sharing di Kantor Perkumpulan PIKUL hari ini, terlontar beberapa ide tentang konsep acara, tempat pelaksanaan, tata cara donor darah dari k Ridho yang setiap 3 bulan sekali rutin melakukan donor darah dan perbincangan lainnya.

Beta bukan Sosialita

"Beta bukan sosialita..!!" Teriakan dalam hati ketika ada seorang teman menyebutkan saya seorang sosialita, ketika saya harus meninggalkan mereka acara lamaran seorang teman SMA untuk bisa hadir lebih cepat di acara #KupangBagarak untuk #Rokatenda part 1 di Alpi Cafe.

Idola Kamu Siapa?

Hari ini saya ijin ngantor, tepar karena tensi drop abis. Padahal tadi sudah siap-siap ke kantor, tapi tiba-tiba lemas tidak bisa melakukan apa-apa. Alhasil seharian kegiatan saya hari ini lebih banyak dilakukan di tempat tidur, karena ketika turun dar tempat tidur untuk harus melawan rasa lemas dan gemetaran. Tapi agak memaksakan diri untuk masak ikan kalengan dan nasi untuk jadi penganjal perut hari ini (maklum bujang lokal). Kembali ke topiknya "Idola Kamu Siapa?" Pertanyaan ini muncul tadi pada saat saya memaksakan diri untuk tidur dan setelah terbangun saya berusaha menuliskannya di blog saya ini. Pertanyan tersebut menjadi pengantar tidur saya. Bingung mau menjawabnya? Tidak.. Saya dari dulu sudah punya idola. Bukan Soekarno, bukan Soeharto, bukan pula Ibu Kartini ataupun Dahlan Iskan apalagi Jokowi ataupun tokoh-tokoh terkenal lainnya baik dar jaman baheula ataupun sekarang.

Pray and Act For #Rokatenda

6 jiwa melayang karena kelaparan.. Miris rasanya mendengar mereka meninggal karena kelaparan. Ditengah2 kemegahan pesta demokrasi di NTT, ditengah kemeriahan pesta Paskah di NTT. Tampak sekali ketidak pedulian pemerintah bahkan warga masyarakat NTT terhadap mereka. 11 ribu orang mengungsi dan yang tergerak hatinya hanya segelintir orang yang peduli. " Kami butuh #1MugBeras " mungkin itu ungkapan hati para ibu yang menangis melihat anaknya kelaparan. Jika anda peduli bergabunglah bersama kami Flobamora Community , Komunitas Blogger NTT yang peduli dengan mereka yang kelaparan karena amukan #Rokatenda . Pray and Act For #Rokatenda “#1MugBeras For #Rokatenda” Bagi yang mau membantu silahkan dapat mengantarkan bantuan #1MugBeras bagi pengungsi rokatenda ke basecamp Flobamora Community di Jalan Irianjaya nomor 52 Ende. Konfirmasi sms di 085239014948 (sms only) Bagi yang mau membantu darijauh, silahkan kirimkan dana bantuan via rekening Flobamora Community : Atas

Fix You

When you try your best but you don't succeed When you get what you want but not what you need When you feel so tired but you can't sleep Stuck in reverse And the tears come streaming down your face When you lose something you can't replace When you love someone but it goes to waste Could it be worse? Lights will guide you home And ignite your bones And I will try to fix you Penggalan lagu Cold Play - Fix You, saya sendiri baru mengamati lirik lagu ini setelah selama ini hanya mendengarkan tanpa menyimak maksud dari lagu ini. Bagi saya ini lagu yang pas banget ketika hati kita sedang merasa gagal, kesepian, kecewa, galau, ketakutan dan kuatir dengan hal-hal yang kadang tak bisa diungkapkan.  Tanpa bisa berharap pada satu orang pun, bahkan pada diri sendiri. Hanya bisa terduduk diam, tertunduk dan menangis mengiba. Tapi masih ada cahaya yang akan tetap menerangi kita di dalam kegelapan, menuntun kita pulang dan mengembalikan kekuatan dan harapan