Skip to main content

Mie Ayamnya beda..!

Pulang dari rapat persiapan Playing for Change Day di kantor Perkumpulan Pikul, perut keroncongan, maklumlah sedari pagi tadi perut belum kemasukan nasi walaupun sempat makan gorengan dan kue di rapat tadi. Sebenarnya tadi saya pengen makan pecel ayam di sebelahnya Tiara Advertising, tapi ternyata tempatnya berubah sehingga niat makan pecel ayam pun bubar jalan.

Menujulah saya ke jalan Frans Seda (dulunya jalan El Tari II) kemudian belok kiri ke arah pertokoan/ruko Oebobo sekalian pulang ke rumah saya di Pasir Panjang, iseng-iseng nengok kanan-kiri nyari tukang jual makanan. Mata sayapun tertuju ke sebuah gerobak bertuliskan Bakso dan Mie Ayam di sebelah mobil Roti Orlando didepan ruko-ruko yang sudah tutup. Nyoba ah.. sapa tau enak mie ayamnya.. (aslinya saya bukan penggemar mie ayam), saya pun mengarahkan si Motic ke arah gerobak bakso dan mie ayam tersebut.

Begitu tiba, sempat terheran-heran "kok yang jualan bukan orang Jawa..?" (bertanya-tanya dalam hati). Ini yang jualan orang Kupang lhoo.. Nengok kanan-kiri sapa tau yang punya orang Jawa, tapi tidak menemukan satu pun ada mbak ato mas Jawa disitu. Semuanya orang Kupang yang melayani. heheheee.. sudahlah ngapain saya pusing-pusing mikirin sapa yang punya siapa ya? :p

 Saya pun memesan mie ayam bakso karena tergiur dengan pentolannya baksonya, dan meminta kuahnya dipisah biar mie nya tidak ngembang begitu saya tiba di rumah. Pengennya tadi makan disitu, tapi meja yang tersedia cuma ada dua dan sudah terisi penuh (laris juga nih kayaknya, berarti mie ayamnya enak dong..?!)

Sambil mie nya direbus saya perhatikan yang jualan, gerobaknya, mejanya dan tempat cucian piringnya (iseng amat sih?) Semuanya bersih lho. Gerobaknya memang masih baru, tapi selesai mereka memotong sayuran dan melakukan kegiatan di gerobaknya itu selalu langsung dibersihkan. Peralatan-peralatan di gerobak tertata rapi dan bersih tentunya. Cucian piringnya pun tidak jorok seperti di warung-warung kaki lima yang saya pernah saya datangi. Nilai plus buat gerobak bakso dan mie ayam ini, belum sampe ke rasa mie ayamnya ya..Masih saya perhatikan yang jualan, cara dia menuangkan mie, sayuran, ayam dan bumbu-bumbu ke mangkok. Cepat tetapi tetap bersih dan rapi peralatannya.

Mie ayam saya pun sudah dibungkus dan saya membayar 12ribu rupiah saja untuk semangkok mie ayam dengan 3 pentolan bakso. Cukup murah sih, jika ditaksir mungkin harga mie ayamnya tanpa bakso mungkin sekitaran 8ribu atau 9ribu.

Tiba di rumah, saya pun sudah tidak sabar untuk mencicipi mie ayam tersebut. Ambil mangkok, masukin mie nya, diatur biar mie, bakso, sayuran dan ayamnya bisa enak dipandang (baca : enak di foto..:D ) terus tuang kuahnya. mmmm... ngiler..!! Tak sabar lagi untuk mencicipinya. Diaduk-aduk dikit biar tercampur bumbunya, terus langsung hup.. masuklah mie ayamnya ke mulut saya.. awwwww... endaaaannggg...!! asli enak mie ayamnya. Mie nya kenyal, bumbunya pas, ayamnya beda dengan kebanyakan mie ayam yang pernah saya makan, dan pastinya tidak bikin eneg karena minyak di daging mie ayam itu kadang overloaded. Dari hasil penerawangan saya sih kayaknya ayamnya itu dicincang-cincang dulu baru ditumis kering gitu, jadi penampakan ayamnya itu tetap putih kecoklat-coklatan dan tidak berminyak. (tsah.. udah kayak chef aja nih..!)

Menurut saya mie ayam ini rasanya beda dengan mie ayam lain yang pernah saya makan. Mungkin karena yang jual orang Kupang, jadi rasanya pun disesuaikan dengan lidah orang Kupang yang tidak begitu menyukai makanan berbumbu dan berminyak. Rasanya pun  di lidah saya pas, tidak eneg, pas di perut juga. Mungkin enak bagi saya beda dengan orang lain. Jadi buktikan sendiri bagaimana rasa mie ayam yang terletak di Ruko Oebeobo, sebelah mobil Roti Orlando ini. ;)


Penampakan mie ayam yang dari tadi saya ceritakan. 
Saya tambahkan kerupuk tenggiri. Selamat makan.. :))) 

Comments

Popular posts from this blog

Idola Kamu Siapa?

Hari ini saya ijin ngantor, tepar karena tensi drop abis. Padahal tadi sudah siap-siap ke kantor, tapi tiba-tiba lemas tidak bisa melakukan apa-apa. Alhasil seharian kegiatan saya hari ini lebih banyak dilakukan di tempat tidur, karena ketika turun dar tempat tidur untuk harus melawan rasa lemas dan gemetaran. Tapi agak memaksakan diri untuk masak ikan kalengan dan nasi untuk jadi penganjal perut hari ini (maklum bujang lokal). Kembali ke topiknya "Idola Kamu Siapa?" Pertanyaan ini muncul tadi pada saat saya memaksakan diri untuk tidur dan setelah terbangun saya berusaha menuliskannya di blog saya ini. Pertanyan tersebut menjadi pengantar tidur saya. Bingung mau menjawabnya? Tidak.. Saya dari dulu sudah punya idola. Bukan Soekarno, bukan Soeharto, bukan pula Ibu Kartini ataupun Dahlan Iskan apalagi Jokowi ataupun tokoh-tokoh terkenal lainnya baik dar jaman baheula ataupun sekarang.

Bapa pung kue ultah ke-65

Tadi sore masih di kantor Mamtua sms "inda.. kalo pulang na singgah beli mentega putih dengan gula halus untuk bikin krim. Ma su bikin kue untuk Bapa" Wooowwww... Beta senyum2 sambil berpikir "Mamtua bikin kue ultah untuk Bapatua?" Di beta pung keluarga, ini adalah kue ulang tahun pertama yang Mamtua bikin, biasanya pi beli atau ada yang kasih pas Bapatua ultah. Kue ulang tahun bukan suatu keharusan di beta pung rumah kalau ada yang ulang tahun, doa dan makan bersama itu lebih penting. Kembali ke ini kue ultah bikinan Mamtua, biar sederhana dan dengan hiasan seadanya (kerjasama dengan beta ju ooo... ) tapi karena Mamtua bikin dengan cinta untuk dia pung kekasih hati bikin semuanya terasa indah. Bapatua yang tadi ada mengeluh sakit kepala karena tensi naik bisa ketawa lebar, melupakan Bapatua pung sakit kepala dan ikut berbahagia sambil ciom katong satu2. Inilah penampakan kue ulang tahun hasil karya Mamtua Sederhana, jauh dari sempurna tap

Mancing di Noekele

Memancing itu salah satu hobi saya, sejak kembali Kupang kegiatan ini tidak pernah saya lakoni. Ketika masih di Jogja saya sering ke daerah sekitar Selokan Mataram yang banyak lokasi pemancingannya. Terasa menyenangka, melatih kesabaran, dan tentunya ketika umpan dimakan ikan refleksnya harus cepat jika tak ingin tangkapannya lepas.. Pada Minggu kemarin saya mengajak keluarga saya, Orang tua dan adik saya untuk memancing ke Noekele.  Sedikit untuk menghibur Bapak saya yang sudah kepengen mancing dan berniat mancing di laut bersama seorang temannya. Tapi lama tidak terlaksana karena berbagai kendala. Kolam pemancingan yang kami tuju terletak di daerah Noekele, Kabupaten Kupang. Jaraknya sekitar 30 km dari Kota Kupang. Perjalanan ke sana cukup memakan waktu karena sarana jalan ke sana kurang begitu bagus ketika kita memasuki areal persawahan. Tapi perjalanan tersebut terlupakan ketika banyak ikan yang bisa kami dapatkan. Saya sempat menggerutu karena dengan mudahnya bisa mendapat