Saya akan menceritakan perjalanan saya ke Waingapu, ibukota kabupaten Sumba Timur. Sebenarnya ini adalah yang kedua kalinya saya ke tanah leluhur saya ini, tapi perjalanan pertama sewaktu saya berumur 4 tahun. Menggunakan pesawat TransNusa dengan biaya 1,4 juta untuk PP cukup mahal sih, tapi karena saya ke Waingapu dalam rangka tugas jadi tiketnya dibayarin kantor. :) Transportasi rakyat di kota ini, menggunakan bis antar kota, ada angkot tapi cuma 5 buah, ada juga becak dan ojek pastinya. Selama di Waingapu saya ditemani adik saya Rendy Radjah yang dengan senang hati mengantarkan kakaknya ini keliling Waingapu. Saya menginap di dekat kantor Stasiun Geofisika Waingapu, dekat juga dengan Bandara Mehang Kunda. Udara yang cukup panas menyambut kedatangan saya, langit Waingapu jarang ada awannya selama saya disana. Selama dua hari saya berada disana, hal yang paling menarik adalah dekat bandara tidak dijumpai warung makan, jadi kami haru ke kota Waingapu yang berjarak sekita 6 kiloan
karena beta itu beta bukan kamu atau dia