Hari ini pertama kali saya mengisi bensin setelah ada kenaikan harga BBM tanggal 22 Juni 2013 yang lalu. Motic (nama motor saya) sudah meraung-raung kehausan, karena stok bensin di tangkinya sudah tinggal sedikit. Saya orang yang komit untuk mengisi penuh tangki bensin si Motic 1 x seminggu, karena mobilisasi saya kebanyakan hanya kantor dan rumah. Jaraknya tidak begitu jauh sehingga saya rasa cukuplah jika hanya seminggu sekali mengisi bensin, dan memang selama ini cukup untuk seminggu.
Jika biasanya saya mengisi Rp. 15.000,- pasti si Motic akan memuntahkan sedikit bensin yang masuk karena perutnya sudah sangat penuh, tapi hari ini ketika saya mengisi dengan menyebutkan Rp. 15.000,- ke petugas di Pom Bensin langganan saya. Motic tidak memuntahkan lagi bensinnya, tapi malah bersedih seakan-akan bicara "kenapa be pung tengki sonde ponu?" Saya hanya tersenyum ketika melihat tangkinya Motic tidak full ketika saya isi Rp. 15.000,- kali ini cuma 2/3 nya saja yang terisi.
BBM naik, harga bensinpun naik. Sehingga Rp.15.000,- yang biasanya bikin si Motic muntah, kali ini bikin Motic harus bersedih, tidak kenyang karena perutnya tidak terisi penuh.
Jika biasanya saya mengisi Rp. 15.000,- pasti si Motic akan memuntahkan sedikit bensin yang masuk karena perutnya sudah sangat penuh, tapi hari ini ketika saya mengisi dengan menyebutkan Rp. 15.000,- ke petugas di Pom Bensin langganan saya. Motic tidak memuntahkan lagi bensinnya, tapi malah bersedih seakan-akan bicara "kenapa be pung tengki sonde ponu?" Saya hanya tersenyum ketika melihat tangkinya Motic tidak full ketika saya isi Rp. 15.000,- kali ini cuma 2/3 nya saja yang terisi.
BBM naik, harga bensinpun naik. Sehingga Rp.15.000,- yang biasanya bikin si Motic muntah, kali ini bikin Motic harus bersedih, tidak kenyang karena perutnya tidak terisi penuh.
Comments
Post a Comment