Skip to main content

Menikah Jarak Jauh.. Pengen tau rasanya??


I love u suamiku
Menikah dan akhirnya dipisahkan oleh jarak, yang bahasa kerennya Long Distance Relationship siapa ingin mencoba? Pastinya yang akan mengacungkan cari cuma 1 diantara 100 orang ya. Itulah yang sedang saya alami. Harus menjalani pernikahan jarak jauh bersama suami. Saya tinggal di kupang dan suami di Jakarta. Masing-masing pun memiliki alasan sendiri untuk mempertahankan untuk tidak pindah ke salah satu kota tersebut. Ketika memutuskan untuk menikah pun hal tersebut sudah kami pikirkan dan bicarakan dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami berdua memutuskan untuk mencoba bertahan selama 2 tahun dulu sampai akhirnya siapa yang harus mengalah dan pindah mengikuti salah satunya. Usia pernikahan kami memang masih baru, tanggal 20 November nnt kami akan merayakan ulang tahun pernikahan kami yang pertama.



Saya dan suami ketika pacaran pun secara LDR sehingga terbiasa dengan berjauhan, tetapi ketika sudah menikah ternyata hal itu terasa amat sangat mengganggu saya. Perasaan ketika masih berpacaran sangat berbeda dengan perasaan ketika sudah menikah. Mungkin seperti pasangan-pasangan menikah lainnya, bahwa rasa memiliki ketika sudah menikah itu bisa dikatakan "LEBIH" terasa dibandingkan dengan masih berpacaran. Rasa cinta, rindu, ketergantungan antara satu dengan yang lain terasa sangat berbeda. Hal ini mulai saya sadari ketika memasuki bulan pertama pernikahan saya. Padahal suami saya baru saja selama hampir 3 minggu menemani saya di Kupang karena profesinya sebagai guru sehingga mendapatkan liburan semester. Sampai saat ini pun tetap ketergantungan saya akan suami tidak bisa tertahankan, dan kadang membuat saya tidak bisa tidur dan sering terbangun tengah malam jika seharian tidak mendapatkan kabar darinya.

Banyak hal yang kami lakukan untuk mengobati rasa rindu kami. Komunikasi yang walaupun tidak tiap hari melalui telpon dan sms, saling mengingatkan dan menguatkan ketika salah satu lupa dan sedang sedih dan jenih dengan pekerjaan.  Mengirimkan pesan-pesan cinta bak anak muda yang baru pacaran kadang kami lakukan untuk mengingat kembali masa-masa kami pacaran dulu, karena jujur suami dan saya bukan orang yang romantis. bahkan cuma sekedar menanyakan kalimat paling basi sedunia "Sudah makan belum?" Kadang bosan dengan kalimat tersebut tapi disaat-saat lagi kesepian kalimat itu akan terasa bagai air sejuk yang mengalir di tenggorakan ketika kita kehausan.

Beberapa kali saya mengunjungi suami saya ke Jakarta, dan ketika dia mendapatkan liburan juga suami akan mengunjungi saya ke Kupang. Saat-saat berdua kami lalui dengan berusaha semaksimal mungkin untuk mempererat hubungan (chemistry) kami berdua. Kadang ketika saya berkunjung ke Jakarta saya harus menerima bahwa suami saya harus bekerja dari senin-jumat, saya selalu dibawa ke sekolahnnya dan saya akan menunggu di warung kecil di depana sekolah hingga tiba saat nya pulang. Sebenarnya saya tidak ingin ikut, tapi saya tau benar suami saya ingin mengenalkan saya dengan lingkungan kerjanya, murid-muridnya, orang tua murid, juga rekan kerja nya. Begitupun jika suami berkunjung ke Kupang, setiap hari mengantar jemput saya di kantor dan kadang menunggui saya sambil bertegur sapa dan berbincang-bincang dengan rekan kerja saya.

Dan tentunya adalah rasa saling percaya, kepercayaan akan pasangnan masing-masing itu yang selalu saya yakini. Perjuangan kami berdua ketika akan menikah pastinya yang akan selalu menjadi peringatan bagi kami berdua untuk saling percaya dan menyayangi pasangannya.

Sulit rasanya harus menunggu kapan kami bisa tinggal bersama, tapi tetap berharap dan berdoa serta yakin bahwa pasti waktunya akan tiba bagi kami berdua. Segala sesuatu indah pada waktunya.

Comments

  1. Salut... semoga tak ada aral melintang antara jarak 3jam penerbangan langsung tersebut. Mudah-mudahan sekali kelak bisa bersama :)

    ReplyDelete
  2. Sama seperti yang saya alami saat ini, sudah 1 tahun kami menikah dan selama itu pula kami LONG DISTANCE RELATIONSHIP antara Semarang - Jakarta. Semoga kami bisa bersama secepatnya. Begitu juga dengan mbak Inda Wohangara dan suami juga bisa bersama secepatnya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Idola Kamu Siapa?

Hari ini saya ijin ngantor, tepar karena tensi drop abis. Padahal tadi sudah siap-siap ke kantor, tapi tiba-tiba lemas tidak bisa melakukan apa-apa. Alhasil seharian kegiatan saya hari ini lebih banyak dilakukan di tempat tidur, karena ketika turun dar tempat tidur untuk harus melawan rasa lemas dan gemetaran. Tapi agak memaksakan diri untuk masak ikan kalengan dan nasi untuk jadi penganjal perut hari ini (maklum bujang lokal). Kembali ke topiknya "Idola Kamu Siapa?" Pertanyaan ini muncul tadi pada saat saya memaksakan diri untuk tidur dan setelah terbangun saya berusaha menuliskannya di blog saya ini. Pertanyan tersebut menjadi pengantar tidur saya. Bingung mau menjawabnya? Tidak.. Saya dari dulu sudah punya idola. Bukan Soekarno, bukan Soeharto, bukan pula Ibu Kartini ataupun Dahlan Iskan apalagi Jokowi ataupun tokoh-tokoh terkenal lainnya baik dar jaman baheula ataupun sekarang.

Bapa pung kue ultah ke-65

Tadi sore masih di kantor Mamtua sms "inda.. kalo pulang na singgah beli mentega putih dengan gula halus untuk bikin krim. Ma su bikin kue untuk Bapa" Wooowwww... Beta senyum2 sambil berpikir "Mamtua bikin kue ultah untuk Bapatua?" Di beta pung keluarga, ini adalah kue ulang tahun pertama yang Mamtua bikin, biasanya pi beli atau ada yang kasih pas Bapatua ultah. Kue ulang tahun bukan suatu keharusan di beta pung rumah kalau ada yang ulang tahun, doa dan makan bersama itu lebih penting. Kembali ke ini kue ultah bikinan Mamtua, biar sederhana dan dengan hiasan seadanya (kerjasama dengan beta ju ooo... ) tapi karena Mamtua bikin dengan cinta untuk dia pung kekasih hati bikin semuanya terasa indah. Bapatua yang tadi ada mengeluh sakit kepala karena tensi naik bisa ketawa lebar, melupakan Bapatua pung sakit kepala dan ikut berbahagia sambil ciom katong satu2. Inilah penampakan kue ulang tahun hasil karya Mamtua Sederhana, jauh dari sempurna tap

Donasi Buku SD Lentera Harapan Kupang

Sekolah yg luar biasa, selama 1 minggu kemarin mereka menyelenggarakan Pekan NTT dan Book Day. Seminggu penuh anak-anak beserta guru dan karyawan menggunakan tenunan NTT, lalu diakhiri dengan lomba peragaan busana serta makan pangan lokal NTT bersama. Selain itu juga ada Book Day dimana anak-anak diminta mengumpulkan buku bekas atau baru untuk disumbangkan, baik buku cerita ataupun buku pelajaran. Hari ini saya dan teman2 mewakili Donasi Buku (project #DonasiBukuWaingapu) dan BukuBagi NTT (project Sillu, Kefa, Betun) menerima sumbangan buku dari anak-anak SD Lentera Harapan. Semoga buku-buku ini sangat berguna bagi 6 taman bacaan di Waingapu, taman bacaan di Kefa dan Betun, SD di Sillu. Semoga mimpi kami untuk NTT  "1 kampung 1 taman bacaan" bisa terlaksana. Terimakasih anak-anak dan para guru SD Lentera Harapan Kupang, buku-buku yang kalian sumbangkan akan sangat berguna bagi teman-teman di seluruh NTT. Semoga dengan Pengetahuan yang kalian punya menjadikan kalian menjadi